Simak artikel berikut yang aku kutip dari detikhealth.com: Jakarta - Buat yang hobi makan daging asap, sosis dan daging olahan lainnya sebaiknya mulailah berhati-hati. Daging olahan yang gurih enak ternyata mampu memicu munculnya penyakit serius, salah satunya kanker pankreas.
Seperti diberitakan dailymail, sebuah penelitian menawarkan bahwa makan satu sosis ataupun dua iris daging asap mampu meningkatkan resiko kanker pankreas. Peneliti mengemukakan, walaupun hanya makan sosis dalam jumlah sedikit, tetap beresiko terkena penyakit mematikan tersebut sekitar 20 persen. Penyebabnya ialah carcinogenic precursor atau sodium nitrit yang sering digunakan dalam daging olahan. Bahan tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan sel kanker. Sebuah tubuh pengawas makanan di Amerika pernah melarang penggunaan sodium nitrite, namun ditolak oleh pihak produsen daging olahan dengan alasan kualitas dan cita rasa yang berbeda. Kanker pankreas disebut sebagai 'the silent killer' yang merusak organ tubuh perlahan-lahan tanpa adanya gejala yang berarti. Kalaupun ada gejala, biasanya tidak secara langsung, menyerupai sakit punggung, hilang nafsu makan, dan berat tubuh turun. Gejala-gejala tersebut sering dianggap ringan dan biasa terjadi. Banyaknya bukti jikalau daging merah dan daging olahan dapat meningkatkan resiko kanker usus membuat konsumen harus lebih waspada.
Pemerintah Inggris pun menyarankan warganya untuk mengurangi konsumsi daging, dan dibatasi hanya 500 gram daging merah dan daging olahan per minggunya. Ahli nutrisi sekaligus penulis “Grocery Warning”, Mike Adams, menyarankan untuk mengkonsumsi antioksidan sebelum makan makanan yang mengandung sodium nitrite. Hal itu gotong royong tidak sepenuhnya melindungi tubuh dari ancaman sodium nitrite, namun setidaknya mampu mengurangi resiko. Adams juga memperingatkan para ibu menyusui untuk tidak makan makanan yang mengandung sodium nitrite. Juga pada para ibu untuk tidak memberi anaknya makanan dengan kandungan berbahaya ini.
Powered By www.facebook.com/page.berbagi.info
Post a Comment